This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, 30 November 2018

Penyakit meningitis ( radang selaput otak )

Meningitis adalah penyakit yang ditandai peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningen). Penyakit meningitis disebabkan oleh jamur, bakteri, alergi parasit, virus atau alergi obat.



Faktor penyebab

  1. Virus
  • Enterovirus
  • virus simplek tipe 2
  • Virus varicella zoster
  • Poromikrosovirus dan
  • HIV
      2. Bakteri
  • Pada bayi sampai anak 3 tahun yaitu streptokokus group B
  • Anak >3 tahun Neisseria meningitidis(meningokokus) dan Streptococcus pneumonie
      3. Parasit 
  • Angiostrongylus cantonensis
  • Gnathostoma Spinigerum dan
  • Schistosoma
Gejala-gejala 
  1. Demam
  2. Denyut nadi cepat
  3. Leher kaku
  4. Sakit kepala berlebihan 
  5. Mual dan muntah
  6. Panas dingin 
Penularan 

Penularan meningitis bakterial dan virus biasanya menular melalui droplet dari sekret pernapasan seperti ciuman, bersin/batuk. Sedangkan dari virus biasanya disebabkan oleh virus enterovirus dan disebarkan melaui kontaminasi tinjadi. 

Pengobatan 

Obat yang biasanya dianjurkan oleh dokter :
  • Vankomisin
  • Kloramfenikol
  • Ampisilin
  • Deksametason
  • Asiklovir
  • Amphotericin B
  • Flusitosin


Sumber : Rimbi Noviya, 2014. Buku cerdik penyakit-penyakit menular. Jogjakarta : saufa

Thursday, 29 November 2018

Gejala dan Penyebab Morbilli / Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus yang hidup pada cairan lendir di saluran hidung, tenggorokan, dan di dalam darah.




Penyebab

Campak di sebabkan oleh virus campak itu sendiri ( Paramiksovirus, Genius morbili). Sasaran campak adalah anak-anak yang sedang mengalami kondisi tubuh lemah

Gejala-gejala

Masa inkubasi 10-14 hari. Masa inkubasi adalah masa sejak pertama kali virus masuk ke dalam tubuh penderita, kemudian virus berkembang biak dan menimbulkan ciri-ciri berikut :
Awal

  1. Demam selama 3-5 hari
  2. Pilek
  3. Batuk
  4. Tubuh tidak fit dan lemas
  5. Peradangan selaput ikat mata
  6. Takut terhadap cahaya
  7. Timbul bercak berwarna putih keabu-abuan dikelilingi kemerahan.
Lanjutan

  1. Demam lebih tinggi 
  2. Timbul bercak-bercak(bintik-bintik) berwarna merah di badan.  
  3. Menimbulkan rasa gatal
  4. Terkadang terjadi perdarahan pada kulit, mulut, dan saluran cerna
Akhir
  1. Bintik-bintik mulai menghilang 
  2. Bekas campak berubah menjadi kehitaman
Penularan

  1. Bersentuhan langsung atau melalui air liur dengan penderita campak
  2. Penyebab melalui udara yang berasal dari batuk dan bersin penderita 
  3. Berada dalam satu ruangan dengan penderita juga mungkin dapat terjadi penularan 

Sumber : Rimbi Noviya, 2014. Buku cerdik penyakit-penyakit menular. Jogjakarta : saufa

Penyebab penyakit kurap atau kadas

Infeksi kurap atau kadas tidaklah disebabkan oleh cacing parasit,  melainkan dengan berbagai jenis jamur.  Penyakit ini bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Kadas atau kurap adalah penyakit kulit yang sejenis, namun umumnya lebih dikenal dengan istilah kurap.



Penyebab

Kurap atau kadas adalah salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofit yang hidup di beberapa bagian tubuh dan berkembang di daerah yang hangat dan lembab pada bagian kulit. Bagian yang sering menjadi sasaran adalah kulit kepala, kaki, selakangan, janggut, wajah, tangan, kuku,

Gejala-gejala

  1. Luka memerah pada kulit yang bentuknya melingkar menyerupai cincin. 
  2. Kulit bersisik dan terasa gatal
  3. Kepala menjadi botak fan janggut menjadi rontok
  4. Beberapa terkadang mengalami demam dan pembesaran getah bening pada leher. 
Penularan 

  1. Melalui kontak langsung kulit ke kulit
  2. Barang-barang yang di gunakan oleh penderita 
Pengobatan 

  1. Siapkan kunyit sebesar ibu jari, kemudian diparut hingga halus. Campurkan denagn kapur sirih, kemudian oleskan pada kurap. Lakukan secara rutin 2 kali sehari setelah mandi. 
  2. Siapkan daun tembakau secukupnya kemudian ditumbuk sampai halus, lalu oleskan pada kulit yang terkena kurap. Lakukan 2 kali sehari secara rutin. 
  3. Siapkan daun mimba secukupnya, kemudian memarkan hingga halus. Lalu tempelkan pada bagian yang terkena penyakit kurap. Lakukan secara teratur sampai sembuh.
Sumber : Rimbi Noviya. 2014. Buku penyakit-penyakit menular. Jogjakarta :saufa

Wednesday, 28 November 2018

Scabies. Penyebab, Gejala, Komplikasi, Penularan, Pengobatan dan Pencegahan



Kudis atau scabies merupakan suatu jenis penyakit kulit. Kudis adalah penyakit gatal kulit yang busa menular. Kudis berasal dari kutu. Tungau kecil yang disebut Sacroptes scabies yang mendirikan sarang di lapisan luar kulit manusia. Biasanya kutu scabies bertelur didalam kulit, kutu ini dapat mengakibatkan gatal-gatal tanpa henti dan akhirnya bentol merah.

Penyebab scabies

Penyakit scabies disebabkan oleh kutu/tungau yang bisa menimbulkan keropeng, kebotakan, dan gatal pada kulit.  Tempat yang paling suka di tempati oleh kutu scabies :

  1. Di antara jari-jari tangan, 
  2. Di lipatan pergelangan tangan, siku, atau lutut
  3. Di sekitar pinggang dan pusar
  4. Di payudara atau alat kelamin 
  5. Di kepala, leher, wajah, telapak tangan, dan telapak kaki dan
  6. Di selakangan atau panggal paha
Gejala-gejala Scabies

  1. Terlihat garis berbentuk seperti lorong di permukaan kukit pada bagian tubuh manapun kecuali wajah. 
  2. Rasa gatal terus-menerus, terutama pada malam hari atau saat suhu tubuh meningkat.
  3. Terjadi iritasi jerawat, misalnya terlihat kemerahan, timbul benjolan, serta gatal pada pergelangan tangan,  lipatan tangan (siku, ketiak)  sela jari-jari, lipatan kaki, lipatan payudara, penis, pinggang, dan bokong. 
  4. Jika di bayi biasanya timbul bisul-bisul di bagian kepala, wajah, leher, telapak kaki, dan telapak tangan. 
Komplikasi

Gatal yang sering digaruk akan menimbulkan luka terbuka yang rentan terhadap infeksi. Bakteri yang sering menginfeksi adalah impetigo. 

Penularan 
  1. Melalui kontak kulit.
  2. Media lain, seperti barang-barang pribadi yang digunakan penderita scabies.
  3. Pasangan hubungi seksual atau keluarga 
Pengobatan 
  1. Mandi dengan air yang diberi larutan antiseptik 
  2. Menggunakan barang" bersih,  seperti handuk, tempat tidur, pakaian, dll
  3. Menjelang pagi atau malam gunakan krim atau salep
Pencegahan
  1. Bersihkan semua bagian rumah
  2. Ganti pakaian sekali sehari
  3. Hindari menggunakan pakaian yang lembab atau bercampur keringat 
  4. Jaga lingkungan tempat tinggal selalu bersih. 
Sumber : Rimbi Noviya.2014. Buku cerdik penyakit-penyakit menular. Jogjakarta : saufa

Pentingnya Mengetahui Penyakit Influenza

Influenza disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan. penyakit ini termasuk jenis penyakit yang cepat seklai menular ke sesama golongan umur. Angka kematian pada penyakit ini terjadi pada usia 65 tahun atau pasien yang akibat penyakit tertentu retan akan infeksi.


Penyebab

Penyebab dari influenza(flu) adalah virus itu sendiri, basanya berbentuk bulat, memanjang atau tidak teratur. penyakit ini sering terjadi ketika memasuki musim hujan dan menyerang pada orang yang kekebalan tubuhnya rendah akibat perubahan cuaca.

Gejala - Gejala

Gejala Umum

  1. Menggigil
  2. Panas atau demam
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri otot punggung
  5. Tubuh lemas
  6. Kerongkongan terasa sakit
  7. Batuk tidak produktif
  8. Hidung berair
  9. Nyeri tenggorokan dan pilek
  10. Suhu tubuh meningkat.
Penularan

Penularan virus ini adalah sebagai berikt :
  1. Mudah sekali menjangkit keorang lain yang sehat khususnya ketika dekat dengan orang penyidap influenza dan penyidap bersin.
  2. Virus menular melewati udara
  3. Terjadi kontak langsung degan penderita dengan tidak ada pengaman.
Pengobatan
  1. Minum obat sesuai anjuran dokter
  2. Bnayak menkonsumsi air putih 
  3. Istirarahat yang cukup
Pencegahan
  1. Hindari kontak langsung dengan penderita tanpa pengaman
  2. Selalu menjaga kebersihan tubuh, misalnya cuci tangan sebelum makan
  3. Hindari makan dan minum air dingin berlebihan
  4. Menjaga pola hidup sehat

Tuesday, 27 November 2018

Difteri. Gejala, penyebab, Penularan, Pengobatan, Pencegahan


Pengertian difteri

Difteri adalah sebuah penyakit infeksi yang menyerang selaput mukosa hidung dan tenggorokan. Difteri merupakan penyakit infeksi akut pada jaringan tonsil, pharyn, laring, hidung, dan kadang juga terjadi pada kulit, selaput lendir, conjunctiva mata dan alat kelamin.



Faktor penyebab

Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteria. Yang sering menyerang membran mukosa hidung, tenggorokan, dan tonsil.

Gejala Klinis

1. Nyeri pada tenggorokan dan suara parau
2. Terasa sakit saat menelan
3. Kelenjar submandibular membengkak
4. Adanya selaput berwarna keabu-abuan yang menutupi tenggorokan dan tonsil
5. Susah bernapas, bisa juga napasnya cepat
6. Keluar cairan dari hidung yang purulen
7. Terasa panas atau dingin
8. Badan lemah
9. Keringat dingin, nadi cepat, dan pucat

Penularan

1. Difteri ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien derita melalui pernapasan.
2. Susu anak yang tidak dipasteurisasi
3. Biasanya berlangsung 2-4 minggu

Pengobatan

1. Anti Diphteria Serum ( ADS)
2. Eritromisin ( oral atau injeksi ) selama 14hari ( 40mg/kg per hari dengan maksimum 2g/d )
3. Prokain penisilin G intramuskuler selama 14haru ( 300.000 U/haru pasien berat badan <10kg dan 600.000 U/hari pasien berat badan >10kg )
4. Jika pasien alergi penisilin G atau eritromisio maka dpat menggunakan rifampisin atau klindamisin.

Pencegahan

1. Imunisasi secara rutin
2. Memakai masker ketika berhadapan sama pasien difteri
3. Selalu mencuci tangan sebelum makan.




Sumber : Rimbi Noviya, 2014. Buku cerdik penyakit-penyakit menular. Jogjakarta : Saufa

DISEASE DISPEPSIA

APA ITU DISPEPSIA ?????


Dispepsia merupakan kumpulan Keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rassa panas di dada ( heartbrun ) dan regurtasi asam lambung. Pengertian dispepsia dibagi menjadi dua yaitu :

  1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebab.
  2. Dispepsia nonorganik  atau dispepsis fungsional, atau dispepsis nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
Gejala-gejala
  1. Gejala dispepsia ulkus
  • Nyeri epigastrium terlokaisasi
  • Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
  • Nyeri saat lapar
  • Nyeri episodik
      2. Gelaja dispepsia dismotilitas
  • Mudah kenyang 
  • Perut cepat terasa makan saat makan
  • Mual
  • Muntah
  • Upper abdominal bloting
  • Rasa tak nyaman bertambah saat makan
      3.Dispepsia nonspesifik ( tidak ada gejala seperti diatas )

Wednesday, 21 November 2018

SOP PENGAMBILAN DARAH VENA

Pengertian
Mengambil darah melalui vena pasien untuk keperluan pemeriksaan

Tujuan
Untuk pemeriksaan darah

Prosedur

Persiapan alat :

  1. Spuit dan jarum steril
  2. Kapas alkohol 70%
  3. Tabung darah
  4. Perlak
  5. Pembendung ( tourniquit )
  6. Bengkok 
  7. Plester dan gunting
Persiapan pasien :
  1. Mengidentifikasi pasien
  2. Menyiapkan lingkungan pasien
Langkah-langkah : 
  1. Perawat mencuci pasien
  2. Memberitahu kepada pasien atau keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan. Contoh : '' assalamu'alaikum wr,wb. bapak/ibu saya perawat .... akan melakukan pengambilan darah vena untuk .... ''. Sebelum melakukan prosedur perawat mengajak pasien berdo'a dengan membaca '' Bismillahirrohmanirrohim''
  3. Mendekatkan alat ke pasien
  4. Menentukan lokasi
  5. Meletakkan perlak di bawah lokasi yang akan dilakukan penusukan
  6. Melakukan pembendungan
  7. Melakukan desinfektan
  8. Memakai sarung tangan
  9. Menusukkan jarum dengan sudut 5-30 drajat
  10. Menghisap darah sesuai jumlah yang diperlakukan
  11. Pembendungan dilepas
  12. Mencabut jarum
  13. Menekan bebas punksi dengan kapas steril
  14. Memasukkan darah ke dalam tabung darah.
  15. Membereskan alat-alat
  16. Perawat bersama pasien berdo'a dengan mengucapkan '' Alhamdulillahirobbil'alamin ''
  17. Perawat mencuci tangan
Hal-hal yang harus diperhatikan : 
Ketepatan pengambilan

SOP POSISI LATERAL ( MIRING ) PADA KLIEN

Pengertian

Mengatur posisi miring

Tujuan


  1. Memberi rasa nyaman 
  2. Membantu klien untuk memudahkan tindakan perawatan, tindakan pemeriksaan dan pengobatan
  3. Menghilangkan tekanan dari tonjolan tulang pada punggung klien
Prosedur

A. Persiapan :
  1. Alat : Banta / guling
  2. Lingkungan : Menutup sketsel
B. Langkah-langkah :
  1. Perawat mencuci tangan
  2. Memberitahu kepada pasien atau keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan. Contoh : '' assalamu'alaikum wr,wb. bapak / ibu saya perawat ..... akan membantu bapak/ibu untuk memberikan posisi lateral agar ..... ''. Sebelum melakukan prosedur pearwat mengajak pasien berdo'a dengan membaca '' bismillahirohanirrrohim''
  3. Posisikan klien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur.
  4. Gulingkan klien menjadi miring
  5. Berikan bantal dibawah kepala dan leher klien
  6. Posisikan kedua lengan pada posisi fleksi : lengan atas didukung dengan bantal pada bahu. CATATAN : Penurunan rotasi internal dan aduksi abhu, mencegah dislokasi. Posisi juga menurunkan edema dependen pada lengan atas
  7. Tempatkan gulungan bantal sejajar pada punggung klien 
  8. Tempatkan satu atau dua bantal di bawah kaki klien. Bantal harus mendukung kaki dari lepat paha ke kaki
  9. Tempatkan penyokong seperti kantung pasir atau penyokong foot-drop pada kaki klien
  10. Klien di bantu untuk tidur dalam sikap nyaman
  11. Perawat merapikan alat dan lingkungan 
  12. Perawat bersama-sama klien berdo'a dengan mengucapkan '' alhamdulillah ''
  13. Perawat mencuci tangan  
C. Hal-hal yang harus diperhatikan : Respon Klien


Tuesday, 20 November 2018

PENYAKIT PNEUMOTHORAKS

Pneumothoraks adalah pengumpulan udara didalam ruang potensial antara pleura visceral dan parietal (Arif Mansjoer dkk, 2000). Pneumothoraks adalah keluarnya udara dari paru yang cidera, ke dalam ruang pleura sering diakibatkan karena robeknya pleura ( Suzanne C. Smeltzer, 2001).

Pneumotoraks dapat diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya :

      - Pneumotoraks Spontan (primer dan sekunder)
Pneumotoraks spontan primer terjadi tanpa disertai penyakit paru yang mendasarinya, sedangkan pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru yang mendahuluinya.

- Tension Pneumotoraks
Disebabkan trauma tajam, infeksi paru, resusitasi kardiopulmoner.

a.       Sesak napas berat
b.      Takipnea, dangkal, menggunakan otot napas tambahan
c.       Nyeri dada unilateral, terutama diperberat saat napas dalam dan batuk
d.      Pengembangan dada tidak simetris
e.        Sianosis

Sunday, 18 November 2018

BAB II Kanker Paru dan Pneumonia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CA Paru dan Pneumonia

1.      Definisi Kanker Paru ( CA Paru )

Kanker paru atau CA Paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010 : 27).

Menurut World Health Organization(WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagaian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-paru(Suryo, 2010 : 27).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer. Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkhus  (Muttaqin, 2008: 198).

a.       Tanda dan gejala

1.    Gejala awal
Stridor local  dan dispnea ringan mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2.    Gejala umum
a.    Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespons terhadap infeksi sekunder.
b.    Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c.       Anoreksia lelah, berkurangnya berat badan. (Bararah & Jauhar, 2013)

Bersihan jalan nafas tidak efktif
Rokok, iradiasi, dll
Bronkus/ percangan bronkus
Bahan karsinogen mengendap
Produksi mukosa meningkat
Metaplasia, hyperplasia
Sel kanker
 

















3.      Definisi Penyakit Pneumonia

Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing. Pneumonia dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Pnemonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru, biasanya terjadi 6 minngu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi.(Muttaqin, 2014)

 
a.       Tanda dan gejala
Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, merintih dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda Pneuomonia berupa retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas, perkusi pekak, fremitrus melemah. Suara napas melemah, dan ronkhi. (Mansjoer,2000,hal 467 )

2.2  Etilologi CA Paru Dan Pneumonia


1.      Merokok
Tidak di ragukan lagi merokok merupakan factor utama. Suatu hubungan yang definitive telah di tegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Seseorang dengan perokok berat yang sebelumnya dan telah meningglakan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah di temukan dalam tembakau rokok yang jika di kenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2.      Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini di duga merupakan agen etiologi operatif.
3.      Kanker paru akibat kerja
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemeCah hematite (paru-paru hematite) dan orang-orang yang bekerja dengan asbestos dan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4.      Polusi Udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah di ketahui adanya karsinogen dari industri dan uap disel dalam atmosfer di kota.
5.      Genetik
Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
·      Proton Oncogen.
·      Tumor suppressor gene
·      Gene encoding enzyme
6.      Teori Onkogenesis
Terjadinya kanker paru di dasari oleh tampilnya gen supresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya insiator mengubah gen supresor tumor dengan Cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ins) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 atau neu/erbB2 berperan dalam anti apopotosis (mekanisme sel untuk mati seCara lamiah-programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang otonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
7.      Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Bararah & Jauhar, 2013;Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

a.       Etiologi Pneumonia

Penyebab Pneumonia adalah streptococus pneumonia dan haemophillus influenzae. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat, dan sangat profesif dengan mortalitas tinggi.(Mansjoer, 2010)
1.      Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobactern Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Orang-orang dengan gangguan pernafasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah orang yang paling beresiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun karena sakit, tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.(Mansjoer, 2010)
2.      Virus: virus influenza, adenovirus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Meskipun virus ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan bagian atas terutama pada balita, gangguan ini bisa memicu pneumonia.
3.      Jamur : candidiasis, blastomycosis, cryptococcosis, histoplasmosis.
4.      Zat toksik : asap kendaraan, asap rokok, debu, gas, nbahan kimia.


1.      Patofisiologi Kanker Paru
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronkus karena bahan karsinogenik  yang mengendap. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia lalu menjadi kanker paru. Dari kanker paru tersebut menyebabkan yang pertama adenokarsinoma yang mengandung banyak mucus sehingga menyumbat jalan nafas lalu mengalami sesak nafas dan menjadi anoreksia. Yang kedua karsinoma sel bronchial alveolus yang mengalami pembesaran sehingga menyebabkan obstruksi bronkus lalu mengalami dispnea ringan. Yang ketiga iritasi, ulserasi, pneumoni karena mengalami himoptisis sehingga tubuh mengalami gangguan pertukaran gas dan hipovolemik (Nurarif & kusuma, 2015)

2.      Patofisiologi Penyakit Pneumonia

Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.(Muttaqin, 2014)

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas.(Muttaqin, 2014)

Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah.
Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. (Sylvia & Covraine, 2005)

 2.4 Farmakologi CA Paru Dan Pneumonia

1.      Farmakologi Penyakit Kanker Paru
Pengobatan kanker dapat berupa :
a.       Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatan angka harapan hidup klien.
b.      Pariliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c.       Rawat Rumah (hospice Care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.


d.      Supotif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

Penatalaksanaan medis terdiri dari :
a.       Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker.
b.      Kemoterafi
Kemoterafi di gunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
c.       Radioterapi radikal
Radioterapi radikal di gunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa di operasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat loCal dan hanya menyembuhkan sedikit.
d.      Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak nafas atau nyeri loCal.
e.       Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan.
f.       Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan. (Bararah & Jauhar, 2013).