BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu tujuan pokok dalam
pembangungan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri masalah
kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan.
Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan sendiri yang membuat
sebuah dalam kontek social bahwa yang paling kuat mempengaruhi
prospek kesehatan sendiri:
1). Aktifitas fisik
dan latihan fisik,
2) Nutrisi,
3) Tembakau,
4) Alkohol dan obat terlarang lainnya,
5) Rencana Keluarga,
6) Kesehatanmental dan kerusakan mental,
7) Emosi dan ketergantungan obat-obatan,
8)Pendidikan dan progam berdasarkan
komunikasi.
Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan
pemantapan upaya kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin
meningkat, walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia
masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah
telah mencanangkan Indonesia Sehat
2010, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang
salah satunya menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalah di masyarakat. Terjadinya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma sehat yang lebih holistic yang melihat
penyakit dan gejala.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori
Keperawatan menurut “NOLA J. PENDER”
1.
Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model)
Model
Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia
dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. HPM lahir
dari penelitian tentang 7 faktor persepsi kognitif dan 5 faktor modifikasi
tingkah laku yang mempengaruhi dan meramalkan tentang perilaku kesehatan. Model
ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai Pengharapan
(Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial (Social Cognitive Theory)
dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik.
Adapun secara singkat elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:
1). Teori Pengharapan Nilai (Expectancy-Value)
Beberapa
konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori kognitif sosial
didasarkan pada model nilai pengharapan motivasi manusia yang diuraikan oleh
Feather. Menurut teori nilai pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan
ekonomis. Secara spesifik seseorang akan bertindak dan akan tetap
mempertahankan dengan cara ;
1)
Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yg
positif,
2)
Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna
dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan
walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin
kegiatan tersebut dicapainya.
2.
Asumsi dari Model Promosi Kesehatan (HPM)
a.
Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
b.
Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk
penilaian terhadap kemampuannya.
c.
Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba
mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
d.
Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e.
Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara
terus menerus.
f.
Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
g.
Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk
perubahan perilaku.
3.
Proposisi Model Promosi Kesehatan
a.
Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan
dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b.
Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan
yang bernilai bagi dirinya.
c.
Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan
tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
d.
Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan
dan perbuatan dari perilaku.
e.
Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada
perilaku kesehatan spesifik.
f.
Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah
hasil positif.
g.
Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka
kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
h.
Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang
sudah ada.
i.
Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal
yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk
berperilaku promosi kesehatan.
j.
Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi
keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
k.
Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan
perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
l.
Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang
diinginkan tidak tersedia.
m.
Komitmen pada rencana kegiatan kurang
menunjukkan perilaku yang diharapkan
ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku
yang diharapkan.
n.
Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan
fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
4.
Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)
Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu:
1) Sikap yang berhubungan dengan
aktivitas,
2) Komitmen pada rencana tindakan, dan
3) Adanya kebutuhan yang mendesak.
Penjelasan tentang variable dari HPM
dapat diuraikan di bawah ini :
1.
Sikap yang berhubungan dengan aktifitas
a. Karakteristik individu dan pengalaman
individu
Setiap manusia mempunyai karakteristik
yang unik dan pengalaman yang dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik
individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena
lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasaran populasi utama.
1.
Perilaku sebelumnya
2.
Faktor personal
1)
Biologi-usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik,
kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan
2)
Psikologi-self esteem, motivasi diri dan status kesehatan
3)
Sosiokultural-suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi
b. Kognitif behaviour spesifik dan sikap
1.
Manfaat tindakan
Manfaat
tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan tidak langsung mendetermin
rencana kegitanan untuk mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi
gambaran mental positif atau reinforcement positif bagi perilaku. Menurut teori
nilai ekspentansi motivasi penting untuk mewujudkan hasil seseorang dari
pengalaman dahulu melaui pelajaran observasi dari orang lain dalam perilaku.
Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan hartanya dalam beraktifitas
untuk mendapat hasil yang potsitif. Keuntungan dari penampilan perilaku bisa
intrinsik atau ekstrinsik.
2.
Hambatan tindakan
Misalnya:
ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar atau waktu yang terpakai dari suatu
kegiatan utama. Rintangan sering dipandang sebagai blok rintangan dan biaya
yang dipakai. Hilangnya kepuasan dari perilaku tidak sehat seperti merokok,
makan tinggi lemak juga disebut rintangan. Biasanya muncul motif-motif yang
dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan perilaku yang diambil. Kesiapan
melakukan rendah dan rintangan tinggi, tindakan tidak terjadi. Rintangan adalah
sikap yang langsung menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen rencana
kegiatan.
3.
Self efficacy
Menurut
Bandura: kemampuan seseorang untuk mengorganisasi dan melaksanakan tindakan
utama menyangkut bukan hanya skill yang dimiliki seseorang tetapi keputusan
yang diambil seseorang dari skill yang dia miliki. Keputusan efficacy seseorang
diketahui dari hasil yang diharapkan yaitu kemampuan seseorang menyelesaikan
suatu pekerjaan tertentu di mana hasil yang diharapkan adalah suatu keputusan
dengan konsekuensi keuntungan biaya misalnya: perilaku yang dihasilkan. Skill
dan kompetensi memotivasi individu untuk melakukan tindakan secara unggul.
Perasaan manjur dan ahli dalam perbuatan seseorang akan mendorong seseorang
untuk melaksanakan perilaku yang diinginkan lebih sering dari pada rasa tidak
layak/tidak trampil.
c. Sikap Yang Berhubungan dengan
Aktivitas
1) Emosi yang timbul pada kegiatan
itu
2)
Tindakan diri
3)
Lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung
d. Pengaruh interpersonal
Pengaruh
interpersonal adalah kognisi tentang perilaku, kepercayaan atau sikap orang
lain. Sumber utama interpersonal adalah keluarga (familiy at sibling) kelompok
dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari
norma (harapan orang lain), social support (instrumental dan dorongan
emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang lain).
e. Pengaruh situasional
Persepsi
personal dan kognisi dari situasi dapat memfasilitasi atau menghalangi perilaku
misalnya pilihan yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan
estetik seperti situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram dari pada yang
tidak aman dan terancam. Situasi dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah
lingkungan misalnya no smoking. Pengaruh situasional dapat menjadi kunci
untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk memfasilitasi dan
mempertahankan perilaku promosi kesehatan dalam populasi.
2.
Komitmen rencana tindakan
Proses kognitif yang mendasari
1. Komitmen untuk melaksanakan tindakan
spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri
dengan mengabaikan persaingan
2. Identifikasi strategi tertentu untuk
mendapatkan, malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku.
Rencana
kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses.
Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu
kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau
penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri tanpa strategi yang
berhubungan sering menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu
nilai perilaku kesehatan.
3. Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif
yang mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin dilakukan
segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku promosi kesehatan).
Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah karena
lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga.
Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntungkan bagi diri atau
orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di
mana individu mempunyai level control yang tinggi. Misalnya memilih makanan
tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau/selera. Permintaan
yang mendesak dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan
suatu alternatif perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka
atau hasil yang tidak sesuai.
5. Hasil perilaku
Perilaku
promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan. Perilaku ini
akhirnya secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif
untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya
hidup sehat yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan
peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup yang
lebih baik pada semua tingkat perkembangan.
Analisis
Teori Health Promotion Models
Pada
tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif.
Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan
kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan
yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi
pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan
konsep promosi optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit.
Model promosi kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi
pada tahun 1987 di edisi buku edisi kedua.
Edisi III tahun 1996 memuat revisi terakhir tentang model promosi
kesehatan dan di presentasikan.
1. Kemampuan teori menghubungkan
konsep dalam melihat fenomena
Nola J. Pender mengembangkan Health
Promotion Model untuk mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan
lingkungan pisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini
menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran
Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik.
Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang
mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian
teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain seperti memandang
bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
2. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh
Pender adalah berfokus pada upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit.
Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat
didemontrasikan dan diaplikasikan
sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana
konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan
contoh-contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian,
sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam
teori dapat diaplikasikan.
3. Tingkat Kelogisan Teori
Teori ini cukup logis untuk dipahami
karena memberi pemahaman yang luas dan
komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien.
Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih murah daripada aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis
dan telah diterima masyarakat.
4. Testabilitas teori
Teori Health Promotion Model
dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika
maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan
global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk
mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka. Selama perkembangan teori banyak studi yang
behubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar
riset.
5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan
Body Of Knowledge
Riset yang berhubungan dengan Helath
Promotion Model memberikan kontribusi
secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan.
Pergeseran paradigma dari kuratif rehabilitatif kea rah promotif dan
preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu kepedulian terhadap promosi
kesehatan akan memperbaiki system kesehatan secara integral.
6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan
Praktek Keperawatan
Peluang untuk melakukan praktek
keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender
adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan
untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan
rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran
yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi
untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi
7. Konsistensi Teori
Teori Pender consisten dengan semua
teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
adalah sesuatu yang logis dan ekonomis. Teori ini telah mengalami 3 kali revisi
namun focus teori ini tetap pada aspek promotif.
Daftar Pustaka
https://books.google.co.id/books?isbn=0133108767
0 komentar:
Post a Comment