Monday, 5 November 2018

MAKALAH Teori Keperawatan Nola J. Pender

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pokok dalam pembangungan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan sendiri yang membuat sebuah dalam kontek social bahwa yang paling kuat mempengaruhi prospek kesehatan sendiri:

1). Aktifitas fisik dan latihan fisik,
2) Nutrisi,
3) Tembakau,
4) Alkohol dan obat terlarang lainnya,
5) Rencana Keluarga,
6) Kesehatanmental dan kerusakan mental,
7) Emosi dan ketergantungan obat-obatan,
8)Pendidikan dan progam berdasarkan komunikasi.

Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat 2010, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalah di masyarakat. Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model  medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma sehat yang lebih holistic yang melihat penyakit dan gejala.










BAB II
TINJAUAN TEORI



2.1 Teori Keperawatan menurut “NOLA J. PENDER”

1. Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model)

Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. HPM lahir dari penelitian tentang 7 faktor persepsi kognitif dan 5 faktor modifikasi tingkah laku yang mempengaruhi dan meramalkan tentang perilaku kesehatan. Model ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai Pengharapan (Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Adapun secara singkat elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:

1). Teori Pengharapan Nilai (Expectancy-Value)

Beberapa konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori kognitif sosial didasarkan pada model nilai pengharapan motivasi manusia yang diuraikan oleh Feather. Menurut teori nilai pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan ekonomis. Secara spesifik seseorang akan bertindak dan akan tetap mempertahankan dengan cara ;

1) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yg positif,

2) Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan.  

Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.

2. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan (HPM)

a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.

b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.

c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.

d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.

e. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.

f. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

g. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.

3. Proposisi Model Promosi Kesehatan

a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.

d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.

e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.

f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil positif.

g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.

h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.

i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.

j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.

k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.

l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

m. Komitmen pada rencana  kegiatan kurang menunjukkan  perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.

n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.

4. Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)

Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu:

1) Sikap yang berhubungan dengan aktivitas,
2) Komitmen pada rencana tindakan, dan
3) Adanya kebutuhan yang mendesak.

Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini :

1. Sikap yang berhubungan dengan aktifitas

a. Karakteristik individu dan pengalaman individu

Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasaran populasi utama.

1. Perilaku sebelumnya
2. Faktor personal
1) Biologi-usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan
2) Psikologi-self esteem, motivasi diri dan status kesehatan
3) Sosiokultural-suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi

b. Kognitif behaviour spesifik dan sikap

1. Manfaat tindakan

Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan tidak langsung mendetermin rencana kegitanan untuk mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif atau reinforcement positif bagi perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi penting untuk mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu melaui pelajaran observasi dari orang lain dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan waktu dan hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang potsitif. Keuntungan dari penampilan perilaku bisa intrinsik atau ekstrinsik.

2. Hambatan tindakan

Misalnya: ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar atau waktu yang terpakai dari suatu kegiatan utama. Rintangan sering dipandang sebagai blok rintangan dan biaya yang dipakai. Hilangnya kepuasan dari perilaku tidak sehat seperti merokok, makan tinggi lemak juga disebut rintangan. Biasanya muncul motif-motif yang dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan perilaku yang diambil. Kesiapan melakukan rendah dan rintangan tinggi, tindakan tidak terjadi. Rintangan adalah sikap yang langsung menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen rencana kegiatan.

3. Self efficacy

Menurut Bandura: kemampuan seseorang untuk mengorganisasi dan melaksanakan tindakan utama menyangkut bukan hanya skill yang dimiliki seseorang tetapi keputusan yang diambil seseorang dari skill yang dia miliki. Keputusan efficacy seseorang diketahui dari hasil yang diharapkan yaitu kemampuan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu di mana hasil yang diharapkan adalah suatu keputusan dengan konsekuensi keuntungan biaya misalnya: perilaku yang dihasilkan. Skill dan kompetensi memotivasi individu untuk melakukan tindakan secara unggul. Perasaan manjur dan ahli dalam perbuatan seseorang akan mendorong seseorang untuk melaksanakan perilaku yang diinginkan lebih sering dari pada rasa tidak layak/tidak trampil.

c. Sikap Yang Berhubungan dengan Aktivitas

           1) Emosi yang timbul pada kegiatan itu
2) Tindakan diri
3) Lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung

d. Pengaruh interpersonal

Pengaruh interpersonal adalah kognisi tentang perilaku, kepercayaan atau sikap orang lain. Sumber utama interpersonal adalah keluarga (familiy at sibling) kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma (harapan orang lain), social support (instrumental dan dorongan emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang lain).

e. Pengaruh situasional

Persepsi personal dan kognisi dari situasi dapat memfasilitasi atau menghalangi perilaku misalnya pilihan yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan estetik seperti situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram dari pada yang tidak aman dan terancam. Situasi dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah lingkungan misalnya ‘no smoking”. Pengaruh situasional dapat menjadi kunci untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk memfasilitasi dan mempertahankan perilaku promosi kesehatan dalam populasi.

2. Komitmen rencana tindakan

Proses kognitif yang mendasari

1. Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri dengan mengabaikan persaingan

2. Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku.
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.

3. Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan  mendesak (pilihan menjadi perilaku alternatif yang mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku promosi kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah karena lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga. Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntungkan bagi diri atau orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di mana individu mempunyai level control yang tinggi. Misalnya memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak sesuai.

5.   Hasil perilaku

Perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan. Perilaku ini akhirnya secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.

Analisis Teori Health Promotion Models

Pada tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi pada tahun 1987 di edisi buku edisi kedua.  Edisi III tahun 1996 memuat revisi terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan.

1. Kemampuan teori menghubungkan konsep  dalam melihat fenomena
Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan lingkungan pisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain seperti memandang bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

2. Tingkat Generalisasi Teori

Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus pada upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit. Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan  sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan.  Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori  dapat diaplikasikan.

3. Tingkat Kelogisan Teori

Teori ini cukup logis untuk dipahami karena  memberi pemahaman yang luas dan komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien. Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih murah daripada  aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis dan telah diterima masyarakat.

4. Testabilitas teori

Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka.  Selama perkembangan teori banyak studi yang behubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.

5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge

Riset yang berhubungan dengan Helath Promotion Model  memberikan kontribusi secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif kea rah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki system kesehatan secara integral.

6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan

Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi

7. Konsistensi  Teori

Teori Pender consisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah sesuatu yang logis dan ekonomis. Teori ini telah mengalami 3 kali revisi namun focus teori ini tetap pada aspek promotif.











                                                            Daftar Pustaka

https://books.google.co.id/books?isbn=0133108767

0 komentar:

Post a Comment