Monday 5 November 2018

MAKALAH Teori Keperawatan Menurut Jean Watson


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada era globalisasi segala hal dituntut untuk semakin baik, berkualitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu pula halnya dengan pelayanan kesehatan. Masyarakat mengharapkan kualitas pelayanan yang semakin baik.  Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien ketika mendapatkan pelayanan dari perawat.  Perilaku Caring perawat dapat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu atau tidak.
Dengan mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas terhadap kliennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry A. G. 2005).
Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif klien mengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap pelayanan kesehatan. Banyak teori teori yang membahas tentang caring dalam keperawatan. Salah satu tokoh yang terkenal dengan teori caringnya adalah Jean Watson. Nilai-nilai dalam konsep caring (Watson) diantaranya konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Konsep tentang manusia meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu. Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan. Lingkungan mencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal melakukan caring, ada tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak (keterikatan dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien.

1.2  Rumusan Masalah
1.Bagaimana menerapkan teori transpersonal caring menurut Jean Watson?

1.3  Tujuan
1.Agar perawat mampu menerapkan teori transpersonal caring menutur Jean Watson



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul “Animal Education”. Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang. Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen. John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology  as the Behaviourist view it” (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting.  Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisi tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: “Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya”
2.2 KONSEP CARING
Caring science(ilmu) merupakan suatu orientasi human(manusia) science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
2.3 ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1.      Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.
2.      Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3.      Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga.
4.      Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5.      Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6.      Asuhan  keperawatan  lebih “ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing (pengobatan). Praktek  asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan  pengetahuan  tentang perilaku  manusia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7.       Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.
2.4 FAKTOR KARATIF TEORI WATSON
Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:
1.      Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan padanilai-nilai kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas kepentingan pribadi (altruistik)
2.      Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)
3.      Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.
Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan oranglain serta bersikap lebih otentik.
4.      Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara positif).
5.      Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.
Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.
6.      Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan.
Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7.      Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8.      Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual.
Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.
9.      Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10.     Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kehidupan dan kematian.
2.5 KONSEP UTAMA TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :
a.       Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b.      Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual.
c.       Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.
d.      Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian  kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang  lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson  memahami  bahwa manusia  adalah makhluk  yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
2.6 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON 

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1.      Kemanusiaan (Human Being)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus selalu  beradaptasi dengan  lingkungan  sosialnya. Jika  adaptasi  tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang  kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2.      Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1.      Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi.
2.      Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
3.      Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :
1.      Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2.      Kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa  yang dirasakan dengan  apa yang dialami.

3.      Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh  lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4.      Keperawatan
Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah penanganan  stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1.       Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
2.       Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3.       Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4.       Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5.      Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative.
6.       Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan.
7.       Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8.      Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9.       Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10.   Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2.7 PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan  dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).
Pengkajian
1.      Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
2.      Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan  baik sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih dalam  pengetahuan yang terkait secara konseptual.
3.      Dalam  pengkajian  juga  mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
4.      Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari   variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
Perencanaan
1.         Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
2.        Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada  rencana  asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
3.        Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
Intervensi
1.         Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
Evaluasi
1.        Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
2.        Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang  mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.





BAB III
KESIMPULAN

1.      Konsep utama  teori  Jean  Watson  adalah “ Human  Science and  Human Care ”, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana  dia  berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2.      Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama  keperawatan, yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan  bahwa  manusia  adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3.      Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat  dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4.      Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.









DAFTAR PUSTAKA
1.      Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
2.      Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
3.      Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
4.      Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
5.      Keperawatan Menurut Jean Watson






0 komentar:

Post a Comment