BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
era globalisasi segala hal dituntut untuk semakin baik, berkualitas dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Begitu pula halnya dengan pelayanan kesehatan.
Masyarakat mengharapkan kualitas pelayanan yang semakin baik. Kualitas
pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah
satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien ketika
mendapatkan pelayanan dari perawat. Perilaku Caring perawat
dapat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu atau tidak.
Dengan
mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan
perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas terhadap kliennya. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan.
(Potter, P. A. & Perry A. G. 2005).
Caring juga mempelajari berbagai
macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif klien mengenai caring juga
perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan
caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap pelayanan
kesehatan. Banyak teori teori yang membahas tentang caring dalam keperawatan.
Salah satu tokoh yang terkenal dengan teori caringnya adalah Jean Watson.
Nilai-nilai dalam konsep caring (Watson) diantaranya konsep tentang manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Konsep tentang manusia meliputi
keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu.
Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk
meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan.
Lingkungan mencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme
koping terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal melakukan caring, ada tiga aspek
pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak (keterikatan
dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu sendiri
amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan
klien.
1.2
Rumusan Masalah
1.Bagaimana
menerapkan
teori transpersonal caring menurut Jean Watson?
1.3
Tujuan
1.Agar
perawat mampu menerapkan teori transpersonal caring menutur Jean Watson
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 BIOGRAFI
John Broades Watson dilahirkan di
Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal
25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan
memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul “Animal Education”. Watson dikenal
sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.
Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi
komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi
direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945
ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen. John Watson dikenal sebagai pendiri
aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal
adalah “Psychology as the Behaviourist view it” (1913).
Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang
obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya
diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi
harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh
karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada
penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak
kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap
dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam
psikologi.
Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting.
Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya
bahwa dengan memberikan kondisi tertentu dalam proses pendidikan, maka akan
dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan
ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan
mengatakan: “Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke
sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya”
2.2 KONSEP
CARING
Caring science(ilmu) merupakan suatu orientasi human(manusia) science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga
science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui
kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring
yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia,
pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990)
mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy,
ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara
tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu
kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan.
Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya
di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan
evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide
dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
2.3 ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip
dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak
dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi
tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1.
Asuhan keperawatan dapat dilakukan
dan dipraktekkan secara interpersonal.
2.
Asuhan keperawatan terlaksana oleh
adanya faktor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3.
Asuhan keperawatan yang efektif
dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga.
4.
Respon asuhan keperawatan tidak
hanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang
mungkin terjadi padanya nanti.
5.
Lingkungan asuhan keperawatan adalah
sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan
bagi sesorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang
telah di tentukan.
6.
Asuhan keperawatan lebih
“ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing (pengobatan).
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk meningkatkan kesehatan dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7.
Praktek asuhan merupakan
sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi
dengan upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap
ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring merupakan intisari
keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan klien. Caring
dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat
meningkatkan kesehatan.
2.4 FAKTOR KARATIF TEORI WATSON
Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative,
yaitu:
1.
Membentuk sistem nilai
humanistik-altruistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan
padanilai-nilai kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan
oranglain diatas kepentingan pribadi (altruistik)
2.
Menanamkan keyakinan dan
harapan (faith-hope).
Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat
juga perlu memberi tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis:
meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara
spiritual)
3.
Mengembangkan sensitivitas
untuk diri sendiri dan oranglain.
Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas
terhadap diri pribadi dan oranglain serta bersikap lebih otentik.
4.
Membina hubungan saling percaya
dan saling bantu (helping-trust).
Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus
dilakukan secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap
dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima
oranglain secara positif).
5.
Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positf dan negatif.
Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami
perilaku mereka.
6.
Menggunakan metode pemecahan
masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan.
Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan
prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7.
Meningkatkan proses
belajar-mengajar interpersonal.
Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan
situasi yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih
efektif.
8.
Menyediakan lingkungan yang
mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural dan
spiritual.
Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu
mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien
dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.
9.
Membantu dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan
fungsional, kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk
mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya.
10. Mengembangkan
faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan
dan kematian serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian
untuk menghadapi kehidupan dan kematian.
2.5 KONSEP UTAMA TEORI DAN
MODEL KEPERAWATAN
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal
dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson
ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan di antaranya :
a. Kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual.
c. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.
d. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami
bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4
bagian kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara
kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
2.6 PARADIGMA KEPERAWATAN
MENURUT WATSON
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat)
bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan (Human Being)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya
atau orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,
menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi
konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis
disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan
sosial yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada
beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini,
yaitu:
1.
Fungsi manusia secara keseluruhan
baik fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi.
2.
Adaptasi secara umum terhadap
pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
3.
Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup,
kondisi sosial, dan lingkungan :
1.
Kesehatan adalah hubungan yang
harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2.
Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara
apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini
adalah lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai.
Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat,
karena setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care
terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu
ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai
beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak
diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari
kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan
keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area,
yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini
dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia
percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,
moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan
manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian
asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset
keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan,
antara lain:
1.
Membentuk sistem nilai
humanistik altruistik.
2.
Membangkitkan rasa percaya dan
harapan.
3.
Mengembangkan kepekaan kepada
diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4.
Mengembangkan hubungan yang
sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5.
Meningkatkan intuisi dan peka
terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun negative.
6.
Menggunakan metoda ilmiah
“problem solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan.
7.
Meningkatkan hubungan
interpersonal “teaching-learning”.
8.
Memberi dukungan/support,
melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental, fisik, sosial-kultural,
serta spiritual.
9.
Bantuan yang diberikan dapat
memuaskan kebutuhan manusia.
10.
Menghargai terhadap kekuatan
yang dimiliki pasien.
2.7 PROSES KEPERAWATAN DALAM
TEORI CARING
Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian
keperawatan yang lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang
baik dengan keb utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu
melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses
keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses
ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang
dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya
penelitian dalam proses keperawatan).
Pengkajian
1.
Pengkajian meliputi:
tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
2.
Untuk dapat menelaah
dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu
menggali lebih dalam pengetahuan yang terkait secara
konseptual.
3.
Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
4.
Selain itu juga dalam menilai
situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-variable
yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
Perencanaan
1.
Dengan perencanaan yang baik, maka
akan membantu dalam menentukan bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau
diukur.
2.
Dalam merancang suatu pemecahan
masalah yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan
tetap melalui pendekatan konseptual.
3.
Selain itu juga dalam perencanaan
tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
Intervensi
1.
Merencanakan tindakan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
Evaluasi
1.
Evaluasi merupakan sebuah metoda
dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan inter-vensi dari
setiap masalah yang ada.
2.
Disamping itu menurut Watson, evaluasi
juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan
atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori
keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Konsep utama teori Jean Watson adalah
“ Human Science and Human Care ”, yang fokus utamanya
dalam keperawatan adalah careative factor,
dimana dia berasal dari humanistic perspective yang
dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2.
Hubungan teori Jean Watson ini
dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya unsur teori
kemanusiaan dalam pandangannya yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3.
Hubungan dengan proses perawatan,
Jean Watson menganjurkan supaya penelitian- penelitian di bidang keperawatan
dapat dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab di dalam proses
keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4.
Penerapan teori Jean Watson, terdiri
dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi.
2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
2. Hidayat
Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
3. Potter,
Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse,
Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
4. Potter,
Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta:
Salemba Medika
5. Keperawatan Menurut Jean Watson
0 komentar:
Post a Comment