Friday, 16 November 2018

PENGERTIAN ANEMIA



Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells ( hematokrit) per 100 ml darah. ( sylvia A.price dan Lorraine M.milson 2012).

Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah marah dalam sirkulasi. Anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan. (Corwin, Elizabeth J, 2001)

a.       Anemia akibat penurunan kualitas sel darah merah
Anemi yang terjadi akibat gangguan dalam kualitas pembentukan sel darah merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan dengan kualitas sel darah merah juga terjadi apabila terjadi gangguan pembentukan hemoglobin. Hal ini menyebabakan konsentrasi hemoglobin yang tinggi berlebihan (hiperkromik) atau rendah berlebihan (hipokromik). (Corwin, Elizabeth J, 2001)

b.      Anemia akibat lisis atau perdarahan mendadak
Anemia akibat lisis atau perdarahan mendaak berkaitan dengan penurunan jumlah total sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Sel-sel darah merah secara normal hidup sekitar 120 hari. Destruksi atau hilangnya sel darah merahyang terjadi sebelum 100 hari. (Corwin, Elizabeth J, 2001)

Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Trombositosis berkaitan dengan peningkatan resiko trombosis (pembekuan) dalam sistem pembuluh. Trombositosis ynag berkepanjangan atau berlebihan berkaitan dengan kerentanan mengalami memar dan pendarahan, karena trombosit habis terpakai. Tombositosis primer dapat terjadi pada leukimia atau polisitemia vera, penyakit sumsung tulang. Sebab-sebab sekunder trombositosis antara lain adalah infeksi, olah raga, stres, dan ovulasi. Trombositosis sekunder akibat keadaan-keadaan ini biasanya berlangsung singkat. Namun, trombositosis sekunder dapat terjadi setelah pengangkatan limpa, karena organ ini secara normal menyimpan sebagian trombosit sampai diperlukan dalam sirkulasi. (Corwin, Elizabeth J, 2001)

Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan risiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil. Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit otonium yang ditandai oleh pembentukan antibodi terhadap trombosit. (Corwin, Elizabeth J, 2001)

Anemia dibagi menjadi tiga :
1.      Anemia normositik normokrom disebabkan oleh karena perdarahan akut, hemolisis, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang. Terjadi penurunan jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan konsentrasi hemoglobin (Indeks eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl, MCH 23 – 31 pg , MCHC 26 – 35 %), bentuk dan ukuran eritrosit.

2.      Anemia makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan hiperkrom karena konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal. (Indeks eritrosit pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35 %). Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia makrositik non-megaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia)
3.      Anemia mikrositik hipokrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %). Penyebab anemia mikrositik hipokrom: Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi, Berkurangnya sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati, Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik. (Corwin, Elizabeth J, 2001)

0 komentar:

Post a Comment