Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells ( hematokrit) per 100
ml darah. ( sylvia A.price dan Lorraine M.milson 2012).
Anemia adalah penurunan kuantitas atau
kualitas sel-sel darah marah dalam sirkulasi. Anemia dapat disebabkan oleh
gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah
melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah
yang berlebihan. (Corwin,
Elizabeth J, 2001)
a. Anemia akibat penurunan kualitas sel
darah merah
Anemi yang terjadi akibat gangguan dalam kualitas pembentukan sel darah
merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau
terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan dengan kualitas sel darah
merah juga terjadi apabila terjadi gangguan pembentukan hemoglobin. Hal ini
menyebabakan konsentrasi hemoglobin yang tinggi berlebihan (hiperkromik) atau
rendah berlebihan (hipokromik). (Corwin,
Elizabeth J, 2001)
b. Anemia akibat lisis atau perdarahan
mendadak
Anemia akibat lisis atau perdarahan mendaak berkaitan dengan penurunan
jumlah total sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Sel-sel darah merah secara
normal hidup sekitar 120 hari. Destruksi atau hilangnya sel darah merahyang
terjadi sebelum 100 hari. (Corwin,
Elizabeth J, 2001)
Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Trombositosis
berkaitan dengan peningkatan resiko trombosis (pembekuan) dalam sistem
pembuluh. Trombositosis ynag berkepanjangan atau berlebihan berkaitan dengan
kerentanan mengalami memar dan pendarahan, karena trombosit habis terpakai. Tombositosis
primer dapat terjadi pada leukimia atau polisitemia vera, penyakit sumsung
tulang. Sebab-sebab sekunder trombositosis antara lain adalah infeksi, olah
raga, stres, dan ovulasi. Trombositosis sekunder akibat keadaan-keadaan ini
biasanya berlangsung singkat. Namun, trombositosis sekunder dapat terjadi
setelah pengangkatan limpa, karena organ ini secara normal menyimpan sebagian
trombosit sampai diperlukan dalam sirkulasi. (Corwin,
Elizabeth J, 2001)
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Kelainan
ini berkaitan dengan peningkatan risiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan
cedera ringan atau perdarahan spontan kecil. Trombositopenia primer dapat
terjadi akibat penyakit otonium yang ditandai oleh pembentukan antibodi
terhadap trombosit. (Corwin, Elizabeth J, 2001)
Anemia dibagi menjadi tiga :
1.
Anemia
normositik normokrom disebabkan oleh karena perdarahan akut, hemolisis, dan
penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang. Terjadi penurunan
jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan konsentrasi hemoglobin (Indeks
eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl, MCH 23 – 31 pg , MCHC 26 – 35 %),
bentuk dan ukuran eritrosit.
2.
Anemia
makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari
normal dan hiperkrom karena konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal.
(Indeks eritrosit pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35
%). Ditemukan pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat),
serta anemia makrositik non-megaloblastik (penyakit hati, dan myelodisplasia)
3.
Anemia
mikrositik hipokrom Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal
dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks
eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %). Penyebab anemia
mikrositik hipokrom: Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi, Berkurangnya
sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati, Berkurangnya sintesis heme:
Anemia Sideroblastik. (Corwin, Elizabeth J, 2001)
0 komentar:
Post a Comment