Sunday, 18 November 2018

BAB II Kanker Paru dan Pneumonia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CA Paru dan Pneumonia

1.      Definisi Kanker Paru ( CA Paru )

Kanker paru atau CA Paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010 : 27).

Menurut World Health Organization(WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagaian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-paru(Suryo, 2010 : 27).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer. Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkhus  (Muttaqin, 2008: 198).

a.       Tanda dan gejala

1.    Gejala awal
Stridor local  dan dispnea ringan mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2.    Gejala umum
a.    Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespons terhadap infeksi sekunder.
b.    Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c.       Anoreksia lelah, berkurangnya berat badan. (Bararah & Jauhar, 2013)

Bersihan jalan nafas tidak efktif
Rokok, iradiasi, dll
Bronkus/ percangan bronkus
Bahan karsinogen mengendap
Produksi mukosa meningkat
Metaplasia, hyperplasia
Sel kanker
 

















3.      Definisi Penyakit Pneumonia

Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing. Pneumonia dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Pnemonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru, biasanya terjadi 6 minngu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi adalah pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi.(Muttaqin, 2014)

 
a.       Tanda dan gejala
Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, merintih dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda Pneuomonia berupa retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas, perkusi pekak, fremitrus melemah. Suara napas melemah, dan ronkhi. (Mansjoer,2000,hal 467 )

2.2  Etilologi CA Paru Dan Pneumonia


1.      Merokok
Tidak di ragukan lagi merokok merupakan factor utama. Suatu hubungan yang definitive telah di tegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Seseorang dengan perokok berat yang sebelumnya dan telah meningglakan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah di temukan dalam tembakau rokok yang jika di kenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2.      Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini di duga merupakan agen etiologi operatif.
3.      Kanker paru akibat kerja
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemeCah hematite (paru-paru hematite) dan orang-orang yang bekerja dengan asbestos dan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4.      Polusi Udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah di ketahui adanya karsinogen dari industri dan uap disel dalam atmosfer di kota.
5.      Genetik
Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
·      Proton Oncogen.
·      Tumor suppressor gene
·      Gene encoding enzyme
6.      Teori Onkogenesis
Terjadinya kanker paru di dasari oleh tampilnya gen supresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya insiator mengubah gen supresor tumor dengan Cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ins) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 atau neu/erbB2 berperan dalam anti apopotosis (mekanisme sel untuk mati seCara lamiah-programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang otonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
7.      Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Bararah & Jauhar, 2013;Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

a.       Etiologi Pneumonia

Penyebab Pneumonia adalah streptococus pneumonia dan haemophillus influenzae. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat, dan sangat profesif dengan mortalitas tinggi.(Mansjoer, 2010)
1.      Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobactern Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Orang-orang dengan gangguan pernafasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah orang yang paling beresiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun karena sakit, tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.(Mansjoer, 2010)
2.      Virus: virus influenza, adenovirus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Meskipun virus ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan bagian atas terutama pada balita, gangguan ini bisa memicu pneumonia.
3.      Jamur : candidiasis, blastomycosis, cryptococcosis, histoplasmosis.
4.      Zat toksik : asap kendaraan, asap rokok, debu, gas, nbahan kimia.


1.      Patofisiologi Kanker Paru
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronkus karena bahan karsinogenik  yang mengendap. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia lalu menjadi kanker paru. Dari kanker paru tersebut menyebabkan yang pertama adenokarsinoma yang mengandung banyak mucus sehingga menyumbat jalan nafas lalu mengalami sesak nafas dan menjadi anoreksia. Yang kedua karsinoma sel bronchial alveolus yang mengalami pembesaran sehingga menyebabkan obstruksi bronkus lalu mengalami dispnea ringan. Yang ketiga iritasi, ulserasi, pneumoni karena mengalami himoptisis sehingga tubuh mengalami gangguan pertukaran gas dan hipovolemik (Nurarif & kusuma, 2015)

2.      Patofisiologi Penyakit Pneumonia

Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.(Muttaqin, 2014)

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas.(Muttaqin, 2014)

Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah.
Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. (Sylvia & Covraine, 2005)

 2.4 Farmakologi CA Paru Dan Pneumonia

1.      Farmakologi Penyakit Kanker Paru
Pengobatan kanker dapat berupa :
a.       Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatan angka harapan hidup klien.
b.      Pariliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c.       Rawat Rumah (hospice Care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.


d.      Supotif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

Penatalaksanaan medis terdiri dari :
a.       Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker.
b.      Kemoterafi
Kemoterafi di gunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
c.       Radioterapi radikal
Radioterapi radikal di gunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa di operasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat loCal dan hanya menyembuhkan sedikit.
d.      Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak nafas atau nyeri loCal.
e.       Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan.
f.       Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan. (Bararah & Jauhar, 2013).

0 komentar:

Post a Comment