BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian CA Paru dan Pneumonia
1. Definisi
Kanker Paru ( CA Paru )
Kanker
paru atau CA Paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok (Suryo, 2010 : 27).
Menurut
World Health Organization(WHO), kanker paru-paru merupakan penyebab kematian
utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagaian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga
berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-paru(Suryo, 2010
: 27).
Karsinoma
bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer.
Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial
dan berasal dari mukosa percabangan bronkhus
(Muttaqin, 2008: 198).
a. Tanda
dan gejala
1. Gejala awal
Stridor local dan dispnea ringan mungkin disebabkan oleh
obstruksi bronkus.
2. Gejala umum
a. Batuk
Kemungkinan
akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk
sputum yang kental dan purulen dalam berespons terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum
bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia lelah, berkurangnya berat
badan. (Bararah & Jauhar, 2013)
Bersihan jalan nafas tidak efktif
|
Rokok, iradiasi,
dll
|
Bronkus/
percangan bronkus
|
Bahan karsinogen
mengendap
|
Produksi mukosa
meningkat
|
Metaplasia,
hyperplasia
|
Sel kanker
|
3. Definisi Penyakit Pneumonia
Pneumonia
adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, dan benda-benda asing. Pneumonia dikelompokkan berdasarkan agen
penyebabnya. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan
kimia, dan aspirasi. Pnemonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk
kanker payudara atau paru, biasanya terjadi 6 minngu atau lebih setelah
pengobatan selesai. Pneumonia kimiawi adalah pneumonia yang terjadi setelah
menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi.(Muttaqin, 2014)
a. Tanda
dan gejala
Gejala
umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas
cuping hidung, sesak napas, merintih dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan
pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk
karena nyeri dada. Tanda Pneuomonia berupa retraksi atau penarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas,
perkusi pekak, fremitrus melemah. Suara napas melemah, dan ronkhi.
(Mansjoer,2000,hal 467 )
2.2 Etilologi CA Paru Dan
Pneumonia
1.
Merokok
Tidak
di ragukan lagi merokok merupakan factor utama. Suatu hubungan yang definitive
telah di tegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)
dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Seseorang dengan perokok berat yang
sebelumnya dan telah meningglakan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko
bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah di
temukan dalam tembakau rokok yang jika di kenakan pada kulit hewan, menimbulkan
tumor.
2.
Iradiasi
Insiden
karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di schneeberg dan penambang
radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan
dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini di duga merupakan
agen etiologi operatif.
3.
Kanker paru
akibat kerja
Terdapat
insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemeCah hematite (paru-paru hematite)
dan orang-orang yang bekerja dengan asbestos dan kromat juga mengalami
peningkatan insiden.
4.
Polusi Udara
Mereka
yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi daripada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah di ketahui adanya karsinogen
dari industri dan uap disel dalam atmosfer di kota.
5.
Genetik
Terdapat
perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
·
Proton Oncogen.
·
Tumor suppressor
gene
·
Gene encoding
enzyme
6.
Teori
Onkogenesis
Terjadinya
kanker paru di dasari oleh tampilnya gen supresor tumor dalam genom (onkogen).
Adanya insiator mengubah gen supresor tumor dengan Cara menghilangkan
(delesi/del) atau penyisipan (insersi/ins) sebagian susunan pasangan basanya,
tampilnya gen erbB1 atau neu/erbB2 berperan dalam anti apopotosis (mekanisme
sel untuk mati seCara lamiah-programmed
cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam
hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang
otonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulan
terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
7.
Diet
Dilaporkan
bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan
tingginya resiko terkena kanker paru. (Bararah & Jauhar, 2013;Ilmu Penyakit Dalam,
2001).
a. Etiologi Pneumonia
Penyebab
Pneumonia adalah streptococus pneumonia dan haemophillus influenzae. Pada bayi
dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang
berat, dan sangat profesif dengan mortalitas tinggi.(Mansjoer, 2010)
1. Bakteri: stapilokokus,
streplokokus, aeruginosa, eneterobactern Pneumonia yang dipicu oleh bakteri
bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Orang-orang dengan
gangguan pernafasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya,
adalah orang yang paling beresiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang
paling umum adalah streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia
sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun karena sakit, tua, atau malnutrisi,
bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.(Mansjoer, 2010)
2. Virus: virus
influenza, adenovirus
Setengah dari kejadian pneumonia
diperkirakan disebabkan oleh virus. Meskipun virus ini kebanyakan menyerang
saluran pernafasan bagian atas terutama pada balita, gangguan ini bisa memicu
pneumonia.
3. Jamur :
candidiasis, blastomycosis, cryptococcosis, histoplasmosis.
4. Zat toksik :
asap kendaraan, asap rokok, debu, gas, nbahan kimia.
1. Patofisiologi
Kanker Paru
Dari
etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan perubahan
epitel silia dan mukosa/ulserasi bronkus karena bahan karsinogenik yang mengendap. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia lalu menjadi kanker paru.
Dari kanker paru tersebut menyebabkan yang pertama adenokarsinoma yang
mengandung banyak mucus sehingga menyumbat jalan nafas lalu mengalami sesak
nafas dan menjadi anoreksia. Yang kedua karsinoma sel bronchial alveolus yang
mengalami pembesaran sehingga menyebabkan obstruksi bronkus lalu mengalami
dispnea ringan. Yang ketiga iritasi, ulserasi, pneumoni karena mengalami
himoptisis sehingga tubuh mengalami gangguan pertukaran gas dan hipovolemik
(Nurarif & kusuma, 2015)
2. Patofisiologi
Penyakit Pneumonia
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada
beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga
dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama
kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat
melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.(Muttaqin, 2014)
Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah
mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun
didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak
mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran
napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius
dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis
yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas.(Muttaqin, 2014)
Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan
pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap
mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi
saluran napas bagian bawah.
Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal
berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu
orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang
pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV,
virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran
hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif
di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus,
mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat
mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan
lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. (Sylvia & Covraine, 2005)
2.4 Farmakologi CA Paru Dan Pneumonia
1. Farmakologi
Penyakit Kanker Paru
Pengobatan kanker dapat berupa :
a.
Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatan
angka harapan hidup klien.
b.
Pariliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c.
Rawat Rumah (hospice
Care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun
keluarga.
d.
Supotif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan
terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat
anti nyeri dan anti infeksi.
Penatalaksanaan medis terdiri dari :
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain,
untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker.
b. Kemoterafi
Kemoterafi di gunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.
c. Radioterapi radikal
Radioterapi radikal di gunakan pada kasus kanker paru bukan sel
kecil yang tidak bisa di operasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang
bersifat loCal dan hanya menyembuhkan sedikit.
d. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak
nafas atau nyeri loCal.
e. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser
atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan
penyakit endobronkial yang signifikan.
f. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi
nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan
memperbaiki selera makan. (Bararah & Jauhar, 2013).
0 komentar:
Post a Comment